024. PEMANFAATAN SAWAH GADAI
Assalamualaikum.....
Di daerah kami sudah menjadi kebiasan menggadaikan sawah. Selama rohin (pemilik sawah) belum bisa membayar hutang, selama itu sawah dimanfaatkan oleh murtahin (pemilik uang). Ini termasuk riba atau bukan?
Solusinya bagaimana agar sah karena sudah merata pake cara begitu.
Jawaban:
Apabila pemanfaatan sawah yang dilakukan murtahin tidak dijadikan persyaratan dalam akad, maka menurut pendapat mayoritas ulama' tidak termasuk riba, namun menurut Imam Qaffal termasuk riba, sebab kebiasaan diposisikan sebagaimana syarat.
Untuk pemanfaatan murtahin agar bisa halal diharuskan adanya izin dari rohin. Apabila hal ini tidak dilakukan sebelumnya, maka rohin berhak meminta ongkos setandar sebagai ganti rugi pemanfaatan sawah. Dan untuk izin ini tidak boleh disebutkan di dalam akad, melainkan sebelum atau sesudah akad selesai dengan sempurna.
Dan perlu diperhatikan bahwa akad gadai bisa sah apabila akad gadai ini dilakukan setelah terjadinya hutang piutang yang sah terlebih dulu.
Referensi:
Di daerah kami sudah menjadi kebiasan menggadaikan sawah. Selama rohin (pemilik sawah) belum bisa membayar hutang, selama itu sawah dimanfaatkan oleh murtahin (pemilik uang). Ini termasuk riba atau bukan?
Solusinya bagaimana agar sah karena sudah merata pake cara begitu.
Jawaban:
Apabila pemanfaatan sawah yang dilakukan murtahin tidak dijadikan persyaratan dalam akad, maka menurut pendapat mayoritas ulama' tidak termasuk riba, namun menurut Imam Qaffal termasuk riba, sebab kebiasaan diposisikan sebagaimana syarat.
Untuk pemanfaatan murtahin agar bisa halal diharuskan adanya izin dari rohin. Apabila hal ini tidak dilakukan sebelumnya, maka rohin berhak meminta ongkos setandar sebagai ganti rugi pemanfaatan sawah. Dan untuk izin ini tidak boleh disebutkan di dalam akad, melainkan sebelum atau sesudah akad selesai dengan sempurna.
Dan perlu diperhatikan bahwa akad gadai bisa sah apabila akad gadai ini dilakukan setelah terjadinya hutang piutang yang sah terlebih dulu.
Referensi:
*الأشباه والنظائر للسيوطي ١٩٢/١*
و منها : لو عم في الناس اعتياد إباحة منافع الرهن للمرتهن فهل ينزل منزلة شرطه حتى يفسد الرهن قال الجمهور : لا و قال القفال : نعم
*إعانة الطالبين ٣٦٣/٣*
( و ) جاز لمقرض ( نفع ) يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والأجود في الرديء ( بلا شرط ) في العقد بل يسن ذلك لمقترض…. وأما القرض بشرط جر نفع لمقرض ففاسد لخبر كل قرض جر منفعة فهو ربا
( قوله ففاسد ) قال ع ش ومعلوم أن محل الفساد حيث وقع الشرط في صلب العقد أما لو توافقا على ذلك ولم يقع شرط في العقد فلا فساد.
*بغية المسترشدين ١٣٦*
(مسألة ش) إِرْتَهَنَ أَرْضًا فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهَا يَسْتَغِلُّهَا مِنْ غَيْرِ نَذْرٍ وَلاَ إِبَاحَةٍ مِنَ الْمَالِكِ لَزِمَهُ أَقْصَى أَجْرِ مَنَافِعِ مَا وَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ مِنْهَا فَإِنْ تَلِفَتِ الأَرْضُ حِيُنَئِذٍ لَزِمَهُ أَقْصَى الْقِيَمِ لأَِنَّ فَائِدَةَ الَرَّهْنِ إِنَّمَا هُوَ التَوَثُّقُ بِالدَّيْنِ لِيَسْتَوْفِيْهِ مِنَ الْمَرْهُوْنِ عِنْدَ تَعَذُّرِ الإِيْفَاءِ وَالتَّقَدُّم بِهِ عَلَى غَيْرِهِ فَقَطْ.
*الفقه المنهجي على مذهب الامام الشافعي جزء ٧/ ص١٢٧-١٢٨*
ﻠﻴﺲ ﻟﻠﻤﺮﺗﻬﻦ ﺃﻥ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﺎﻟﻌﻴﻦ اﻟﻤﺮﻫﻮﻧﺔ ﺑﺪﻭﻥ ﺇﺫﻥ اﻟﺮاﻫﻦ ﻣﻄﻠﻘﺎ، ﻓﺈﺫا ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻛﺎﻥ ﻣﺘﻌﺪﻳﺎ ﻭﺿﺎﻣﻨﺎ ﻟﻠﻤﺮﻫﻮﻥ.
ﻭﻫﻞ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﺇﺫا ﺃﺫﻥ ﻟﻪ اﻟﺮاﻫﻦ ﺑﺬﻟﻚ؟
ﻳﻨﺒﻐﻲ اﻥ ﻧﻔﺮﻕ ﻫﻨﺎ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻹﺫﻥ ﺑﺎﻻﻧﺘﻔﺎﻉ ﻻﺣﻘﺎ ﻟﻌﻘﺪ اﻟﺮﻫﻦ ﻭﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻣﻪ ﻭﺩﻭﻥ ﺷﺮﻁ ﻟﻪ، ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻊ اﻟﻌﻘﺪ ﻭﻣﺸﺮﻭﻃﺎ ﻓﻴﻪ
ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻊ اﻟﻌﻘﺪ ﻭﻣﺸﺮﻭﻃﺎ ﻓﻴﻪ ﻛﺎﻥ ﺷﺮﻃﺎ ﻓﺎﺳﺪا، ﻭﻳﻔﺴﺪ ﻣﻌﻪ ﻋﻘﺪ اﻟﺮﻫﻦ ﻋﻠﻰ اﻷﻇﻬﺮ، ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻧﻪ ﺷﺮﻁ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﻣﻘﺘﻀﻰ اﻟﻌﻘﺪ، ﺇﺫ ﻣﻘﺘﻀﻰ اﻟﻌﻘﺪ اﻟﺘﻮﺛﻖ - ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﺖ - ﻻ اﺳﺘﺒﺎﺣﺔ اﻟﻤﻨﻔﻌﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻫﻮ ﺷﺮﻁ ﻓﻴﻪ ﻣﻨﻔﻌﺔ ﻷﺣﺪ اﻟﻤﺘﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﻭﺇﺿﺮاﺭ ﺑﺎﻵﺧﺮ، ﺇﺫ ﺑﻪ ﻣﻨﻔﻌﺔ ﻟﻠﻤﺮﺗﻬﻦ ﻭﺇﺿﺮاﺭ ﺑﻤﺼﻠﺤﺔ اﻟﺮاﻫﻦ.
ﻭﻣﻘﺎﺑﻞ اﻷﻇﻬﺮ: ﺃﻥ اﻟﺸﺮﻁ ﻓﺎﺳﺪ ﻻ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ، ﻭاﻟﻌﻘﺪ ﺻﺤﻴﺢ، ﻭﻗﻮﻝ ﺿﻌﻴﻒ.
ﻭﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ اﻻﻧﺘﻔﺎﻉ ﻟﻠﻤﺮﺗﻬﻦ ﻣﺸﺮﻭﻃﺎ ﻓﻲ اﻟﻌﻘﺪ ﻓﻬﻮ ﺟﺎﺋﺰ، ﻭﻳﻤﻠﻜﻪ اﻟﻤﺮﺗﻬﻦ، ﻷﻥ اﻟﺮاﻫﻦ ﻣﺎﻟﻚ، ﻭﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﺎﻟﺘﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﻣﻠﻜﻪ ﺑﻤﺎ ﻻ ﻳﻀﻴﻊ ﺣﻘﻮﻕ اﻵﺧﺮﻳﻦ ﻓﻴﻪ، ﻭﻗﺪ ﺃﺫﻥ ﻟﻪ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺗﻀﻴﻴﻊ ﻟﺤﻘﻪ ﻓﻲ اﻟﻤﺮﻫﻮﻥ، ﻷﻧﻪ ﺑﺎﻧﺘﻔﺎﻋﻪ ﺑﻪ ﻻ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﻳﺪﻩ، ﻭﻳﺒﻘﻰ ﻣﺤﺘﺒﺴﺎ ﻋﻨﺪﻩ ﻟﺤﻘﻪ.
Komentar
Posting Komentar