010. SISA SABUN PADA CUCIAN
Deskripsi Masalah
Baju direndam dalam bak berisi air sabun. Lalu dikucek dipisahkan dari air sabun. Setelah itu air sabun dalam bak dibuang dan diganti dg air bersih. Baju yg telah dicuci dimasukkan ke dalam air dg tujuan membersihkan sisa air sabun. Setelah dirasa sisa sabun sdh habis, air dibuang. Setelah itu finising sbb:
Cara pertama: baju cucian dimasukkan bak kosong, lalu bak air diisi air sampai meluap.
Cara kedua: Baju dibilas satu2
Pertanyaan:
Apakah kedua cara itu sudah cukup?
Apakah sisa bau atau busa sabun harus benar-benar hilang?
Jawaban:
Cara pertama tidak bisa mensucikan kecuali jika air bisa meluap dalam satu kali tuang. Ibn Suraij (didukung oleh al-Ghazali) menyatakan bahwa mencelupkan baju pada air yang sedikit bisa mensucikan jika ada niat mensucikan. Pendapat ini sebaiknya tidak diambil kecuali DLARURAT
Adapun mengenai sisa bau sabun pada cucian, ulama berbeda pendapat. Ada yang menghukumi tidak masalah, beda halnya dengan Imam Romli yang menyatakan sisa sabun masih dihukumi najis.
Dari perkembangan musyawarah diketahui bahwa yang disebut najis hukmiyah haruslah kering.
Referensi:
Baju direndam dalam bak berisi air sabun. Lalu dikucek dipisahkan dari air sabun. Setelah itu air sabun dalam bak dibuang dan diganti dg air bersih. Baju yg telah dicuci dimasukkan ke dalam air dg tujuan membersihkan sisa air sabun. Setelah dirasa sisa sabun sdh habis, air dibuang. Setelah itu finising sbb:
Cara pertama: baju cucian dimasukkan bak kosong, lalu bak air diisi air sampai meluap.
Cara kedua: Baju dibilas satu2
Pertanyaan:
Apakah kedua cara itu sudah cukup?
Apakah sisa bau atau busa sabun harus benar-benar hilang?
Jawaban:
Cara pertama tidak bisa mensucikan kecuali jika air bisa meluap dalam satu kali tuang. Ibn Suraij (didukung oleh al-Ghazali) menyatakan bahwa mencelupkan baju pada air yang sedikit bisa mensucikan jika ada niat mensucikan. Pendapat ini sebaiknya tidak diambil kecuali DLARURAT
Adapun mengenai sisa bau sabun pada cucian, ulama berbeda pendapat. Ada yang menghukumi tidak masalah, beda halnya dengan Imam Romli yang menyatakan sisa sabun masih dihukumi najis.
Dari perkembangan musyawarah diketahui bahwa yang disebut najis hukmiyah haruslah kering.
Referensi:
*اﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻬﺬﺏ - (ﺟ 2 / ﺻ 594)*
ﻭﻟﻮ ﻏﻤﺲ اﻟﺜﻮﺏ اﻟﻨﺠﺲ ﻓﻲ اﻧﺎء ﺩﻭﻥ ﻗﻠﺘﻴﻦ ﻣﻦ اﻟﻤﺎء ﻓﻮﺟﻬﺎﻥ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭﺑﻪ ﻗﻄﻊ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﻳﻨﺠﺲ اﻟﻤﺎء ﻭﻻ ﻳﻄﻬﺮ اﻟﺜﻮﺏ ﻭﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﺳﺮﻳﺞ ﻳﻄﻬﺮ اﻟﺜﻮﺏ ﻭﻻ ﻳﻨﺠﺲ اﻟﻤﺎء ﻭﻟﻮ اﻟﻘﺖ اﻟﺮﻳﺢ اﻟﺜﻮﺏ ﻓﻲ اﻟﻤﺎء ﻭﻫﻮ ﺩﻭﻥ اﻟﻘﻠﺘﻴﻦ ﻧﺠﺲ اﻟﻤﺎء ﻭﻟﻢ ﻳﻄﻬﺮ اﻟﺜﻮﺏ ﺑﻼ ﺧﻼﻑ ﻭﻭاﻓﻖ اﺑﻦ ﺳﺮﻳﺞ ﻋﻠﻲ اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﻫﻨﺎ ﻭاﺳﺘﺪﻟﻮا ﺑﻬﺬا ﻋﻠﻰ اﺷﺘﺮاﻃﻪ اﻟﻨﻴﺔ ﻓﻲ اﺯاﻟﺔ اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﻭاﻧﻜﺮ اﻣﺎﻡ اﻟﺤﺮﻣﻴﻦ ﻭاﻟﻐﺰاﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻫﺬا اﻻﺳﺘﺪﻻﻝ.
*فتح العلام*
وخرج بالصب عليه في غير إناء ما أذا غسله في إناء فلا يطهر إلا بغسل كله دفعة واحدة، لأنه إذا وضع بعضه في إناء كجفنة وطشت وصب عليه الماء صار ما لم يغسل ملاقيا للماء القليل الذي في الحفنة أو الطشت واردا عليه، فينجسه وحيث تنجس لم يطهر شيء من الثوب
*حاشية الترمسي: ١٤٧/٢*
ولو استعان بنحو صابون وظهرت رائحته مكان رائحة النجاسة فقياس المياه يقتضي أن ذلك مانع من الطهر لأننا تحققنا النجاسة ،
و شككنا هل استتر ريحها بريح نحو الصابون أو لونها بلون نحو الأشنان ، ثم قال : فيحمل هذا على ما إذا زال ريح النجاسة ولو يخلفها ريح آخر .
*ﻫﺎﻣﺶ ﺑﻐﻴﺔ اﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺻ 12*
ﻭﻟﻮ ﺯاﻟﺖ اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺑﺎﻻﺳﺘﻌﺎﻧﺔ ﺑﺎﻟﺼﺎﺑﻮﻥ ﻭﺑﻘﻰ ﺭﻳﺢ اﻟﺼﺎﺑﻮﻥ ﻃﻬﺮ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﻄﺒﻼﻭﻯ ﻭﻗﺎﻝ ﻣ ﺭ ﻻﺗﻄﻬﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﺼﻔﻮ اﻟﻐﺴﺎﻟﺔ اﻩـ
*بشرى الكريم صـ 144*
تنبيه آخر: إذا غسل ثوباً متنجساً بنحو صابون حتى زالت النجاسة .. طهر وإن بقي ريح الصابون، قاله الطبلاوي. وقال (م ر): لا يطهر حتى تصفو الغسالة من ريح الصابون، أي: لإمكان استتار ريح النجس في ريحه ويعفى عما يشق استقصاؤه
Komentar
Posting Komentar