118. MEMANDIKAN JENAZAH TANPA SAPU TANGAN
Bagaimana hukumnya memandikan mayat tanpa memakai sapu tangan?
Jawaban:
Diperinci sebagai berikut:
✅ Bila mayat merupakan sesama jenis dengan orang yang memandikan, maka wajib memakai semacam sapu tangan saat akan menyentuh bagian aurat. Yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
✅ Jika mayat beda jenis dengan yang memandikan (dan hal ini hanya diperbolehkan ketika memang tidak ada satu jenis dengan mayat) maka wajib memakai semacam sapu tangan saat menyentuh seluruh tubuh mayat. Kecuali jika orang yang memandikan merupakan mahram dari mayat, maka hanya wajib memakai semacam sapu tangan saat menyentuh tubuh mayat antara pusar dan lutut.
✅ Bila mayat merupakan suami atau istri orang yang memandikan, maka tidak wajib memakai semacam sapu tangan menurut Imam Romli selama tidak ada syahwat, namun menurut Imam Ibnu Hajar tetap wajib memakai sapu tang saat menyentuh bagian antara pusar dan lutut.
Catatan:
✅ Dalam kasus tidak diwajibkan memakai sapu tangan tetap disunnahkan memakai sapu tangan.
✅ Jika di bagian tubuh mayat ada najis yang tidak bisa dihilangkan kecuali tanpa memakai sapu tangan, maka boleh tidak memakai sapu tangan.
Referensi:
Jawaban:
Diperinci sebagai berikut:
✅ Bila mayat merupakan sesama jenis dengan orang yang memandikan, maka wajib memakai semacam sapu tangan saat akan menyentuh bagian aurat. Yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
✅ Jika mayat beda jenis dengan yang memandikan (dan hal ini hanya diperbolehkan ketika memang tidak ada satu jenis dengan mayat) maka wajib memakai semacam sapu tangan saat menyentuh seluruh tubuh mayat. Kecuali jika orang yang memandikan merupakan mahram dari mayat, maka hanya wajib memakai semacam sapu tangan saat menyentuh tubuh mayat antara pusar dan lutut.
✅ Bila mayat merupakan suami atau istri orang yang memandikan, maka tidak wajib memakai semacam sapu tangan menurut Imam Romli selama tidak ada syahwat, namun menurut Imam Ibnu Hajar tetap wajib memakai sapu tang saat menyentuh bagian antara pusar dan lutut.
Catatan:
✅ Dalam kasus tidak diwajibkan memakai sapu tangan tetap disunnahkan memakai sapu tangan.
✅ Jika di bagian tubuh mayat ada najis yang tidak bisa dihilangkan kecuali tanpa memakai sapu tangan, maka boleh tidak memakai sapu tangan.
Referensi:
*أسنى المطالب؛ ج ١، ص ٣٠٠*
(ﻭﻳﻐﺴﻞ) ﻭﻓﻲ ﻧﺴﺨﺔ ﻓﻴﻐﺴﻞ (ﺩﺑﺮﻩ ﻭﻣﺬﺍﻛﻴﺮﻩ) ﺟﻤﻌﻮﺍ ﺍﻟﺬﻛﺮ, ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﺘﻌﺪﺩﺍ ﺑﺎﻋﺘﺒﺎﺭﻩ ﻣﻊ ﻣﺎ ﻳﺘﺼﻞ ﺑﻪ ﺑﻌﺪ ﺇﻃﻠﺎﻕ ﺍﺳﻤﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻞ ﻓﻴﻐﺴﻞ ﺟﻤﻴﻊ ﺫﻟﻚ (ﻭﻋﺎﻧﺘﻪ) ﻛﻤﺎ ﻳﺴﺘﻨﺠﻲ ﺍﻟﺤﻲ (ﺑﺨﺮﻗﺔ ﻣﻨﻬﻤﺎ) ﺃﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﺮﻗﺘﻴﻦ ﺑﻌﺪ ﻟﻔﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻩ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﻭﺍﻟﻠﻒ ﻫﻨﺎ ﻭﺍﺟﺐ ﻟﺌﻠﺎ ﻳﻤﺲ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ
*حواشي الشرواني والعبادي؛ ج ٣، ص ١٠١*
ﻭﻟﻒ ﺍﻟﺨﺮﻗﺔ ﻭﺍﺟﺐ ﻟﺤﺮﻣﺔ ﻣﺲ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻋﻮﺭﺗﻪ ﺑﻠﺎ ﺣﺎﺋﻞ ﺣﺘﻰ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﺄﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ.
الشرح:
(ﻗﻮﻟﻪ: ﻟﺤﺮﻣﺔ ﻣﺲ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻋﻮﺭﺗﻪ ﺑﻠﺎ ﺣﺎﺋﻞ) ﻣﻔﻬﻮﻣﻪ ﺟﻮﺍﺯ ﻣﺲ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﻣﺎ ﻋﺪﺍ ﻋﻮﺭﺓ ﺍﻟﺂﺧﺮ ﺃﻱ ﺑﻠﺎ ﺷﻬﻮﺓ ﻭﺇﻟﺎ ﺣﺮﻡ ﻛﺎﻟﻨﻈﺮ ﺑﺸﻬﻮﺓ ﺑﻞ ﺃﻭﻟﻰ ﻓﻠﻴﺘﺄﻣﻞ (ﻗﻮﻟﻪ: ﺣﺘﻰ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﺄﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ) ﻋﺒﺎﺭﺓ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺒﻬﺠﺔ ﻇﺎﻫﺮﺓ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺯ ﻣﺲ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﻋﻮﺭﺓ ﺍﻟﺂﺧﺮ ﺑﻠﺎ ﺷﻬﻮﺓ ﻛﻤﺎ ﺑﻴﻨﺎﻩ ﺑﻬﺎﻣﺸﻪ (ﻗﻮﻟﻪ: ﺣﺘﻰ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﺄﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﺇﻟﺦ) ﺗﺼﺮﻳﺢ ﺑﺤﺮﻣﺔ ﻣﺲ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﻋﻮﺭﺓ ﺍﻟﺂﺧﺮ ﺑﻠﺎ ﺷﻬﻮﺓ ﻭﻓﻴﻪ ﻧﻈﺮ ﻭﻳﺆﻳﺪ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻃﻠﺎﻕ ﻗﻮﻟﻬﻢ ﺍﻟﺂﺗﻲ: ﻭﻟﺎ ﻣﺲ ﺃﻱ ﻧﺪﺑﺎ ﻓﺈﻃﻠﺎﻕ ﺃﻥ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻤﺲ ﻣﻨﺪﻭﺏ ﻓﻘﻂ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﻣﺲ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ ﺑﻠﺎ ﺷﻬﻮﺓ ﻡ ﺭ ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺃﺑﺎ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﻜﺮﻱ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻛﻨﺰﻩ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﺍﻟﺂﺗﻲ " ﻭﻟﺎ ﻣﺲ " ﺑﻌﺪ ﻛﻠﺎﻡ ﻗﺮﺭﻩ ﻣﺎ ﻧﺼﻪ: ﻭﻣﻘﺘﻀﻰ ﺫﻟﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻜﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﻣﺲ ﺍﻟﺂﺧﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻓﻲ ﺳﺎﺋﺮ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﺃﻥ ﻟﻪ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﻛﺬﻟﻚ ﺇﺫ ﻫﻮ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺲ ﻭﻫﻮ ﻛﺬﻟﻚ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻧﺘﻔﺎﺀ ﺍﻟﺸﻬﻮﺓ ﺍﻩ ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﻣﺎ ﻛﺘﺒﺘﻪ ﺑﻌﺪ ﻋﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻟﻠﺸﺎﺭﺡ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻭﻫﻮ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺫﻟﻚ.
*حواشي الشرواني والعباي؛ ج ٣، ص ١٨٣*
ﻭﻣﺤﻞ ﺟﻮﺍﺯ ﺫﻟﻚ ﺇﻥ ﻣﺲ ﺃﻭ ﻧﻈﺮ (ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ) ﻭﺇﻟﺎ ﺣﺮﻡ ﺍﺗﻔﺎﻗﺎ ﺇﻟﺎ ﻧﻈﺮ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺰﻭﺟﻴﻦ ﺃﻭ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺑﻠﺎ ﺷﻬﻮﺓ ﻭﺇﻟﺎ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ﻟﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﻧﻈﺮ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻟﻐﻴﺮﻫﺎ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﺇﻟﺎ ﻟﻀﺮﻭﺭﺓ.
الشرح:
ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ) ﻭﻫﻲ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺭﻛﺒﺘﻪ ﻭﺳﺮﺗﻪ ﺷﺮﺡ ﻡ ﺭ ﺍﻩ ﺳﻢ ﺃﻱ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﺫﻛﺮﺍ ﺃﻭ ﺃﻧﺜﻰ (ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺇﻟﺎ ﺣﺮﻡ ﺇﻟﺦ) ﻇﺎﻫﺮﻩ ﻭﻟﻮ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﺑﻞ ﻭﻟﻮ ﻟﻀﺮﻭﺭﺓ
*ﻭﻟﻜﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺟﻮﺍﺯﻩ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺑﻪ ﻧﺠﺎﺳﺔ ﻭﺍﺣﺘﺎﺝ ﻟﺈﺯﺍﻟﺘﻬﺎ* ﻉ ﺵ.
Komentar
Posting Komentar