116. PATUNGAN QURBAN
Di suatu daerah ada kebiasaan penduduknya patungan qurban, semisal sumbangan 1 juta perorang, kemudian dipakai membeli hewan qurban untuk tujuh orang yang patungan, dan dipasrahkan kepada tokoh masyarakat dalam penyembelihan dan membagi dagingnya.
Pertanyaan:
A. Apakah boleh salah satu dari tujuh orang tersebut makan daging kurbannya, bila kurban qurban yang dia lakukan berupa kurban wajib? Mengingat qurban yang disembelih bukan hanya qurbannya dia sendiri?
B. Apakah dengan mewakilkan pada tokoh masyarakat, menjadi qurba wajib?
C. Apakah dengan patungan qurban bisa menjadi wajib?
Jawaban:
A. Salah satu dari tujuh orang tersebut, tidak boleh memakan daging kurban atas nama bagiannya sendiri bila dia melakukan kurban wajib. Hanya saja menurut qaul ashah yang menganggap pembagian (القسمة) dalam hal ini sebagai ifraz, maka dia bisa menerima bagian dari kurban orang lain dari tujuh orang tersebut dengan catatan;
✅ Daging kurbannya telah dibagi dulu untuk ditentukan bagian yang mana punya dia dan enam orang lainnya.
✅ Dia tergolong orang yang berhak menerima daging kurban.
B. Tidak, kecuali saat mewakilkan disertai dengan ta'yin terhadap hewan kurban.
C. Tidak menurut qaul yang ashah.
Referensi:
Pertanyaan:
A. Apakah boleh salah satu dari tujuh orang tersebut makan daging kurbannya, bila kurban qurban yang dia lakukan berupa kurban wajib? Mengingat qurban yang disembelih bukan hanya qurbannya dia sendiri?
B. Apakah dengan mewakilkan pada tokoh masyarakat, menjadi qurba wajib?
C. Apakah dengan patungan qurban bisa menjadi wajib?
Jawaban:
A. Salah satu dari tujuh orang tersebut, tidak boleh memakan daging kurban atas nama bagiannya sendiri bila dia melakukan kurban wajib. Hanya saja menurut qaul ashah yang menganggap pembagian (القسمة) dalam hal ini sebagai ifraz, maka dia bisa menerima bagian dari kurban orang lain dari tujuh orang tersebut dengan catatan;
✅ Daging kurbannya telah dibagi dulu untuk ditentukan bagian yang mana punya dia dan enam orang lainnya.
✅ Dia tergolong orang yang berhak menerima daging kurban.
B. Tidak, kecuali saat mewakilkan disertai dengan ta'yin terhadap hewan kurban.
C. Tidak menurut qaul yang ashah.
Referensi:
*المجموع شرح المهذب؛ ج ٨، ص ٤٢٢*
(ﻭﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺸﺘﺮﻙ ﺍﻟﺴﺒﻌﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﺔ ﻭﻓﻲ ﺑﻘﺮﺓ ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻯ ﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ (ﻧﺤﺮﻧﺎ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺒﻴﺔ ﺍﻝﺑﺪﻧﺔ ﻋﻦ ﺳﺒﻌﺔ ﻭﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ﻋﻦ ﺳﺒﻌﺔ) ﻓﺎﻥ ﺍﺷﺘﺮﻙ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﺔ ﺃﻭ ﺑﻘﺮﺓ ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻘﺮﺑﺔ ﺟﺎﺯ ﻟﺎﻥ ﻛﻞ ﺳﺒﻊ ﻣﻨﻬﺎ ﻗﺎﺋﻢ ﻣﻘﺎﻡ ﺷﺎﺓ
* ﻓﺎﻥ ﺃﺭﺍﺩﻭﺍ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻭﻗﻠﻨﺎ ﺍﻥ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﺍﻓﺮﺍﺯ ﺍﻟﻨﺼﻴﺒﻴﻦ ﻗﺴﻢ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻭﺍﻥ ﻗﻠﻨﺎ ﺍﻥ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﺑﻴﻊ ﻟﻢ ﺗﺠﺰ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻓﻴﻤﻠﻚ ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻧﺼﻴﺒﻪ ﻟﺜﻠﺎﺛﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻓﻴﺼﻴﺮﻭﻥ ﺷﺮﻛﺎﺀ ﻟﻤﻦ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﺛﻢ ﺍﻥ ﺷﺎﺅﺍ ﺑﺎﻋﻮﺍ ﻧﺼﻴﺒﻬﻢ ﻣﻤﻦ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻭﺍﻥ ﺷﺎﺀﻭﺍ ﺑﺎﻋﻮﺍ ﻣﻦ ﺃﺟﻨﺒﻲ ﻭﻗﺴﻤﻮﺍ ﺍﻟﺜﻤﻦ
* ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﺍﻟﻘﺎﺹ ﺗﺠﻮﺯ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻗﻮﻟﺎ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻟﺎﻧﻪ ﻣﻮﺿﻊ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻟﺎﻥ ﺑﻴﻌﻪ ﻟﺎ ﻳﻤﻜﻦ ﻭﻫﺬﺍ ﺧﻄﺄ ﻟﺎﻧﺎ ﺑﻴﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﻤﻜﻦ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻓﻠﺎ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻟﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ)
* (ﺍﻟﺸﺮﺡ) ﺣﺪﻳﺚ ﺟﺎﺑﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻭﻗﺪ ﺳﺒﻖ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻓﻲ ﺃﻭﻝ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺎﺏ
ﻭﺫﻛﺮﻧﺎ ﻫﻨﺎك أن البدنة ﺗﺠﺰﺉ ﻋﻦ ﺳﺒﻌﺔ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻣﻀﺤﻴﻦ ﺃﻭ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻣﻀﺤﻴﺎ ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺖ ﺃﻭ ﺃﺑﻴﺎﺕ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﺗﻄﻮﻉ ﺃﻭ ﻣﻨﺬﻭﺭﺓ ﻭﺫﻛﺮﻧﺎ ﻫﻨﺎﻙ ﻣﺬﺍﻫﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ
* ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺷﺘﺮﻙ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﺔﺃﻭ ﺑﻘﺮﺓ ﻭﺃﺭﺍﺩﻭﺍ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻓﻄﺮﻳﻘﺎﻥ
(ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ)
ﺍﻟﻘﻄﻊ ﺑﺠﻮﺍﺯ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﻟﻠﻀﺮﻭﺭﺓ ﻭﻫﺬﺍ ﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﺎﺹ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ (ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ) ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺍﻟﺄﺻﺤﺎﺏ ﺇﻧﻪ ﻳﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻘﺴﻤﺔ ﺑﻴﻊ ﺃﻭ ﻓﺮﺯ ﺍﻟﻨﺼﻴﺒﻴﻦ ﻭﻓﻴﻬﺎ ﻗﻮﻟﺎﻥ ﻣﺸﻬﻮﺭﺍﻥ (ﺍﻟﺄﺻﺢ) ﻓﻲ ﻗﺴﻤﺔ ﺍﻟﺄﺟﺰﺍﺀ ﻛﺎﻟﻠﺤﻢ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺃﻧﻬﺎ ﻓﺮﺯ ﺍﻟﻨﺼﻴﺒﻴﻦ (ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ) ﺃﻧﻬﺎ ﺑﻴﻊ (ﻓﺈﻥ ﻗﻠﻨﺎ) ﺇﻓﺮﺍﺯ ﺟﺎﺯﺕ (ﻭﺇﻥ ﻗﻠﻨﺎ) ﺑﻴﻊ ﻓﺒﻴﻊ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﺍﻟﺮﻃﺐ ﺑﻤﺜﻠﻪ ﻟﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻓﺎﻟﻄﺮﻳﻖ ﺃﻥ ﻳﺪﻓﻊ ﺍﻟﻤﺘﻘﺮﺑﻮﻥ ﻧﺼﻴﺒﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻣﺸﺎﻋﺎ ﺛﻢ ﻳﺸﺘﺮﻳﻬﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻭﻟﻬﻢ ﺑﻴﻊ ﻧﺼﻴﺒﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﻗﺒﻀﻪ ﺳﻮﺍﺀ ﺑﺎﻋﻮﻩ ﻟﻠﺸﺮﻳﻚ ﺍﻟﻤﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﺃﻭ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﺃﻭ ﻳﺒﻴﻊ ﻣﺮﻳﺪ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﻧﺼﻴﺒﻪ ﻟﻠﻔﻘﺮﺍﺀ ﺑﺪﺭﺍﻫﻢ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻭﺍﻥ ﺷﺎﺅﺍ ﺟﻌﻠﻮﺍ ﺍﻟﻠﺤﻢ ﺃﺟﺰﺍﺀ ﺑﺎﺳﻢ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﺟﺰﺀ ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺳﺒﻌﺔ ﻗﺴﻢ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﺟﺰﺍﺀ ﻓﻴﺄﺧﺬ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﺟﺰﺀﺍ ﺇﻟﻰ ﻳﺪﻩ ﺛﻢ ﻳﺸﺘﺮﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺳﺒﻊ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﻳﺪﻩ ﺑﺪﺭﻫﻢ ﻣﺜﻠﺎ ﻭﻳﺒﻴﻊ ﻟﻜﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺳﺒﻊ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﻳﺪﻩ ﺑﺪﺭﻫﻢ ﺛﻢ ﻳﺘﻘﺎﺻﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﺭﻫﻢ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.
*حاشية القليوبي؛ ج ٤، ص ٢٥٥*
(ﻭﺇﻥ ﻭﻛﻞ ﺑﺎﻟﺬﺑﺢ ﻧﻮﻯ ﻋﻨﺪ ﺇﻋﻄﺎﺀ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ) ﻣﺎ ﻳﻀﺤﻲ ﺑﻪ (ﺃﻭ) ﻋﻨﺪ (ﺫﺑﺤﻪ) ﺍﻟﺘﻀﺤﻴﺔ ﺑﻪ, ﻭﻗﻴﻞ: ﻟﺎ ﺗﻜﻔﻲ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪ ﺇﻋﻄﺎﺋﻪ ﻭﻟﻪ ﺗﻔﻮﻳﻀﻬﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﻳﻀﺎ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻛﺄﺻﻠﻬﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﻘﺪﻳﻢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﺑﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﺄﺻﺢ ﺍﻟﻤﺒﻨﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻮﺍﺯﻫﺎ ﻋﻨﺪ ﺇﻋﻄﺎﺀ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ ﻓﻴﻘﻴﺪ ﺍﺷﺘﺮﺍﻃﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺬﺑﺢ ﺑﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺘﻘﺪﻣﻪ *ﻭﻟﻮ ﻧﻮﻯ ﺟﻌﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﺎﺓ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻠﻔﻆ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺎﻟﺠﺪﻳﺪ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﺎ ﺗﺼﻴﺮ ﺃﺿﺤﻴﺔ ﺑﺨﻠﺎﻑ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﻆ ﺑﺬﻟﻚ*.
الشرح:
ﻗﻮﻟﻪ: (ﻓﺎﻟﺠﺪﻳﺪ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﺎ ﺗﺼﻴﺮ ﺃﺿﺤﻴﺔ) *ﺃﻱ ﻟﺎ ﺗﺼﻴﺮ ﻭﺍﺟﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﻟﺄﻧﻪ ﻟﺎ ﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﻨﺬﺭ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻔﻆ, ﻓﻠﺎ ﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﺠﻌﻞ ﻛﺬﻟﻚ ﺑﺎﻟﺄﻭﻟﻰ*.
Komentar
Posting Komentar