064. PAKAI SEPEDA MINI BAGI LAKI-LAKI
Sodrun seorang khotib dan imam rowatib di kotanya. Dia sering bolak-balik ke masjid dengan bersepeda, namun ada yang sedikit janggal dari sepedanya, yaitu sepeda ontel mini yang tidak lain milik anak perempuannya dengan model dan variasi feminim yang sangat identik dengan wanita.
*Pertanyaan:*
1. Apakah naik sepeda seperti di atas bagi Sodrun sudah masuk katagori tasyabbuh yang diharamkan?
2. Bagaimanakah perspektif fiqih dalam menyikapi seorang tokoh yang notabene sebagai teladan melakukan hal di atas yang bisa ditiru dan bisa disalah pahami tentang kebolehannya.
3. Apakah hal tersebut (naik sepeda perempuan) termasuk hal yang merusak muru'ah seorang imam sehingga menjadikan beliau layak untuk diganti oleh yang lain?
*Jawaban:*
Mengingat hukum tasyabbuh ini erat kaitannya dengan tradisi dan stigma masyarakat, yang tentu akan berbeda-beda antar satu tempat dengan yang lain, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
📌 Hukum tasyabbuh berlaku dalam segala bidang, baik berupa pakaian, asesoris, perbuatan dan gerakan.
📌 Hukum tasyabbuh mengacu pada stigma masyarakat setempat, sehingga bisa saja dalam satu tempat dianggap tasyabbuh tidak di tempat lain.
📌 Tasyabbuh berlaku bila pakaian, asesoris, tingkah laku dan gerakan memang khusus pada jenis kelamin tertentu, atau dominan pada jenis kelamin tertentu.
📌 Ulama' khilaf mengenai dibutuhkannya niatan tasyabbuh dalam hal yang tidak menjadi ciri khas jenis tertentu. Sedangkan dalam hal yang menjadi ciri khas, ulama' mengharamkan meski tanpa niatan tasyabbuh.
Maka dari itu, hukum Pak Sodrun menggunakan sepeda mini milik anak perempuannya diperbolehkan selama tidak ada tujuan tasyabbuh, karena sepeda mini tersebut tidak dikhususkan untuk kaum wanita saja. Kecuali jika di tempat Pak Sodrun tinggal, sepeda mini tersebut sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi kaum hawa.
*Referensi:*
*Pertanyaan:*
1. Apakah naik sepeda seperti di atas bagi Sodrun sudah masuk katagori tasyabbuh yang diharamkan?
2. Bagaimanakah perspektif fiqih dalam menyikapi seorang tokoh yang notabene sebagai teladan melakukan hal di atas yang bisa ditiru dan bisa disalah pahami tentang kebolehannya.
3. Apakah hal tersebut (naik sepeda perempuan) termasuk hal yang merusak muru'ah seorang imam sehingga menjadikan beliau layak untuk diganti oleh yang lain?
*Jawaban:*
Mengingat hukum tasyabbuh ini erat kaitannya dengan tradisi dan stigma masyarakat, yang tentu akan berbeda-beda antar satu tempat dengan yang lain, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
📌 Hukum tasyabbuh berlaku dalam segala bidang, baik berupa pakaian, asesoris, perbuatan dan gerakan.
📌 Hukum tasyabbuh mengacu pada stigma masyarakat setempat, sehingga bisa saja dalam satu tempat dianggap tasyabbuh tidak di tempat lain.
📌 Tasyabbuh berlaku bila pakaian, asesoris, tingkah laku dan gerakan memang khusus pada jenis kelamin tertentu, atau dominan pada jenis kelamin tertentu.
📌 Ulama' khilaf mengenai dibutuhkannya niatan tasyabbuh dalam hal yang tidak menjadi ciri khas jenis tertentu. Sedangkan dalam hal yang menjadi ciri khas, ulama' mengharamkan meski tanpa niatan tasyabbuh.
Maka dari itu, hukum Pak Sodrun menggunakan sepeda mini milik anak perempuannya diperbolehkan selama tidak ada tujuan tasyabbuh, karena sepeda mini tersebut tidak dikhususkan untuk kaum wanita saja. Kecuali jika di tempat Pak Sodrun tinggal, sepeda mini tersebut sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi kaum hawa.
*Referensi:*
*حاشية البجيرمي ٢/ ٥٢*
ﻗﻮﻟﻪ: (ﻭﻟﻐﻴﺮ اﻟﻨﺴﺎء اﻟﺬﻛﻮﺭﺓ) ﻟﻮ ﻗﺎﻝ: ﻭﺫﻛﻮﺭﺓ اﻟﻤﺆﺫﻥ ﻟﻜﺎﻥ ﺃﻭﻟﻰ ﻷﻥ اﻟﻮاﻗﻊ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء ﺻﻮﺭﺓ ﺃﺫاﻥ ﻻ ﺃﺫاﻥ ﻷﻧﻪ ﻣﻨﻬﻦ ﺫﻛﺮ ﻓﻘﻂ ﺇﺫ ﻫﻮ ﻣﻦ ﻭﻇﺎﺋﻒ اﻟﺬﻛﻮﺭ، ﻓﻼ ﻳﺴﻦ ﻟﻷﻧﺜﻰ ﻭﻻ ﻟﻠﺨﻨﺜﻰ ﻣﻄﻠﻘﺎ، *ﻭﻳﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺭﻓﻊ اﻟﺼﻮﺕ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﺑﺪﻭﻧﻪ ﻣﻊ ﻗﺼﺪ اﻟﺘﺸﺒﻴﻪ.* ﻧﻌﻢ ﻟﻮ ﺃﺫﻥ اﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﺒﺎﻧﺖ ﺫﻛﻮﺭﺗﻪ ﻋﻘﺐ ﺃﺫاﻧﻪ ﺃﺟﺰﺃ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣ ﺭ.
ﺃﻱ ﻓﻴﺸﺘﺮﻁ ﻟﻮﺟﻮﺩ اﻟﺤﺮﻣﺔ ﺃﺣﺪ ﺃﻣﺮﻳﻦ: ﺇﻣﺎ ﺭﻓﻊ اﻟﺼﻮﺕ ﺃﻭ ﻗﺼﺪ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ، ﻭاﻟﻌﻠﺔ اﻟﻤﻌﺘﻤﺪﺓ ﻓﻲ اﻟﺤﺮﻣﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻲ ﻗﺼﺪ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﻫﻮ ﺣﺮاﻡ ﻻ ﺧﻮﻑ اﻟﻔﺘﻨﺔ ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺗﺒﻌﺎ ﻟﺸﻴﺨﻪ اﻟﺠﻼﻝ اﻟﻤﺤﻠﻲ ﻓﻲ ﺷ اﻟﻤﻨﻬﺎﺝ، ﺣﻴﺚ ﻋﻠﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﺨﻮﻑ اﻟﻔﺘﻨﺔ ﺯﻳﺎﺩﻱ.
*ﻭﺣﺎﺻﻠﻪ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺷ ﻣ ﺭ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺃﻧﻪ ﻣﻊ اﻟﺮﻓﻊ ﻓﻮﻕ ﻣﺎ ﻳﺴﻤﻊ ﺻﻮاﺣﺒﺎﺗﻬﺎ ﺣﺮاﻡ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺃﻱ ﺳﻮاء، ﻛﺎﻥ ﺛﻢ ﺃﺟﻨﺒﻲ ﺃﻡ ﻻ، ﻭﺳﻮاء ﻗﺼﺪﺗ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺃﻡ ﻻ ﻷﻥ اﻟﺮﻓﻊ ﻣﻦ ﺧﺼﺎﺋﺺ اﻟﺮﺟﺎﻝ، ﻭﻣﻊ ﻋﺪﻡ اﻟﺮﻓﻊ ﺇﻥ ﻗﺼﺪﺕ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺣﺮﻡ ﻭﺇﻻ ﻓﻼ* اﻩـ.
الزواجر لابن حجر
ﺗﻨﺒﻴﻪ: ﻋﺪ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻭﺍﺿﺢ ﻟﻤﺎ ﻋﺮﻓﺖ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺄﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻋﻴﺪ ﺍﻟﺸﺪﻳﺪ
ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻟﺄﺋﻤﺘﻨﺎ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻴﻪ ﻗﻮﻟﺎﻥ: ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ: ﺃﻧﻪ ﺣﺮﺍﻡ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺑﻞ ﺻﻮﺑﻪ. ﻭﺛﺎﻧﻴﻬﻤﺎ: ﺃﻧﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺮﺍﻓﻌﻲ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ.
ﻭﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺑﻞ ﺍﻟﺼﻮﺍﺏ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﺑﻞ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻋﺪﻩ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ, ﻭﻋﻠﻢ ﻣﻦ ﺧﺒﺮ ﺍﻟﻤﺨﻨﺚ ﺍﻟﻤﺨﻀﻮﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﻔﺎﻩ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻟﺄﺟﻞ ﺗﺸﺒﻬﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎﺀ ﺑﺨﻀﺒﻪ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺭﺟﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﺧﻀﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺃﻭ ﺭﺟﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺤﻨﺎﺀ ﺣﺮﺍﻡ, ﺑﻞ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎﺀ, ﻭﺃﻥ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺻﺮﻳﺢ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ,
ﺑﻐﻴﺔ اﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺻ : 283
{ﻣﺴﺌﻠﺔ ﻳ }
ﻭﺿﺎﺑﻂ اﻟﺘﺸﺒﻪ اﻟﻤﺤﺮﻡ ﻣﻦ ﺗﺸﺒﻪ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻭﻋﻜﺴﻪ ﻣﺎ ﺫﻛﻪ ﻓﻲ اﻟﻔﺘﺢ ﻭاﻟﺘﺤﻔﺔ ﻭاﻹﻣﺪاﺩ ﻭﺷﻦ اﻟﻐﺎﺭﺓﻭﺗﺒﻌﻪ اﻟﺮﻣﻠﻰ ﻓﻲ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻫﻮ ﺃﻥ ﺗﺰﻳﺎ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﺺ ﺑﺎﻵﺧﺮ اﻭ ﻳﻐﻠﺐ اﺧﺘﺼﺎﺻﻪ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ اﻟﻤﺤﻼﻟﺬﻯ ﻫﻤﺎ ﻓﻴﻪ .
{ﻓﻴﺾ اﻟﻘﺪﻳﺮ }
ﺟ : 7 ﺻ : 271
ﻭﺃﻓﺎﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻥ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺗﻌﺎﻃﻰ اﻟﺸﺨﺺ ﻣﺎ ﺻﻴﻪ ﻣﺸﺘﺒﻬﺎ ﻗﺼﺪ اﻟﺘﺸﺒﻪ اﻭ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ .
ﻓﺘﺢ اﻟﺒﺎﺭﻱ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ - (ﺟ 16 / ﺻ 473)
ﻗﺎﻝ اﻟﻄﺒﺮﻱ اﻟﻤﻌﻨﻰ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻓﻲ اﻟﻠﺒﺎﺱ ﻭاﻟﺰﻳﻨﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﺨﺘﺺ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻭﻻ اﻟﻌﻜﺲ . ﻗﻠﺖ : ﻭﻛﺬا ﻓﻲ اﻟﻜﻼﻡ ﻭاﻟﻤﺸﻲ ، ﻓﺄﻣﺎ ﻫﻴﺌﺔ اﻟﻠﺒﺎﺱ ﻓﺘﺨﺘﻠﻒ ﺑﺎﺧﺘﻼﻑ ﻋﺎﺩﺓ ﻛﻞ ﺑﻠﺪ ، ﻓﺮﺏ ﻗﻮﻡ ﻻ ﻳﻔﺘﺮﻕ ﺯﻱ ﻧﺴﺎﺋﻬﻢ ﻣﻦ ﺭﺟﺎﻟﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﻠﺒﺲ ، ﻟﻜﻦ ﻳﻤﺘﺎﺯ اﻟﻨﺴﺎء ﺑﺎﻻﺣﺘﺠﺎﺏ ﻭاﻻﺳﺘﺘﺎﺭ ، ﻭﺃﻣﺎ ﺫﻡ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻜﻼﻡ ﻭاﻟﻤﺸﻲ ﻓﻤﺨﺘﺺ ﺑﻤﻦ ﺗﻌﻤﺪ ﺫﻟﻚ ، ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﺻﻞ ﺧﻠﻘﺘﻪ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﺘﻜﻠﻒ ﺗﺮﻛﻪ ﻭاﻹﺩﻣﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻟﺘﺪﺭﻳﺞ ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻭﺗﻤﺎﺩﻯ ﺩﺧﻠﻪ اﻟﺬﻡ ، ﻭﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﺇﻥ ﺑﺪا ﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺿﺎ ﺑﻪ ، ﻭﺃﺧﺬ ﻫﺬا ﻭاﺿﺢ ﻣﻦ ﻟﻔﻆ اﻟﻤﺘﺸﺒﻬﻴﻦ
ﺗﺤﻔﺔ اﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻨﻬﺎﺝ - (ﺟ 10 / ﺻ 59)
ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﻗﺪ ﻳﺤﺮﻡ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﻮاﺣﻲ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻣﻦ ﻟﺒﺎﺱ اﻟﻨﺴﺎء ﻋﻨﺪ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﺘﺤﺮﻳﻢ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺃﻱ ﺗﺸﺒﻪ اﻟﻨﺴﺎء ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﻋﻜﺴﻪ ﻭﻫﻮ اﻷﺻﺢ ﻭﻣﺎ ﺃﻓﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﺃﻥ اﻟﻌﺒﺮﺓ ﻓﻲ ﻟﺒﺎﺱ ﻭﺯﻱ ﻛﻞ ﻣﻦ اﻟﻨﻮﻋﻴﻦ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺮﻡ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﻪ ﻓﻴﻪ ﺑﻌﺮﻑ ﻛﻞ ﻧﺎﺣﻴﺔ ( ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺘﺤﺮﻳﻢ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺇﻟﺦ ) ﻭﻗﺪ ﺿﺒﻂ اﺑﻦ ﺩﻗﻴﻖ اﻟﻌﻴﺪ ﻣﺎ ﻳﺤﺮﻡ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﻬﻦ ﻓﻴﻪ ﺑﺄﻧﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺨﺼﻮﺻﺎ ﺑﻬﻦ ﻓﻲ ﺟﻨﺴﻪ ﻭﻫﻴﺌﺘﻪ ﺃﻭ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﻓﻲ ﺯﻳﻬﻦ ﻭﻛﺬا ﻳﻘﺎﻝ ﻓﻲ ﻋﻜﺴﻪ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﻗﺎﻝ ﻋ ﺷ ﻭﻣﻦ اﻟﻌﻜﺲ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﻟﻨﺴﺎء اﻟﻌﺮﺏ ﻣﻦ ﻟﺒﺲ اﻟﺒﺸﻮﺕ ﻭﺣﻤﻞ اﻟﺴﻜﻴﻦ ﻋﻠﻰ اﻟﻬﻴﺌﺔ اﻟﻤﺨﺘﺼﺔ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ ﻓﻴﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺫﻟﻚ، ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻠﻮ اﺧﺘﺼﺖ اﻟﻨﺴﺎء ﺃﻭ ﻏﻠﺐ ﻓﻴﻬﻦ ﺯﻱ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﻓﻲ ﺇﻗﻠﻴﻢ ﻭﻏﻠﺐ ﻓﻲ ﻏﻴﺮﻩ ﺗﺨﺼﻴﺺ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺰﻱ ﻛﻤﺎ ﻗﻴﻞ ﺇﻥ ﻧﺴﺎء ﻗﺮﻯ اﻟﺸﺎﻡ ﻳﺘﺰﻳﻦ ﺑﺰﻱ اﻟﺮﺟﺎﻝ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﻌﺎﻃﻮﻥ اﻟﺤﺼﺎﺩ ﻭاﻟﺰﺭاﻋﺔ ﻭﻳﻔﻌﻠﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻬﻞ ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺇﻗﻠﻴﻢ ﻣﺎ ﺟﺮﺕ ﺑﻪ ﻋﺎﺩﺓ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻭ ﻳﻨﻈﺮ ﻷﻛﺜﺮ اﻟﺒﻼﺩ ﻓﻴﻪ ﻧﻈﺮ ﻭاﻷﻗﺮﺏ اﻷﻭﻝ ﺛﻢ ﺭﺃﻳﺖ ﻓﻲ اﺑﻦ ﺣﺞ ﻧﻘﻼ ﻋﻦ اﻹﺳﻨﻮﻱ ﻣﺎ ﻳﺼﺮﺡ ﺑﻪ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻓﻠﻴﺲ ﻣﺎ ﺟﺮﺕ ﺑﻪ ﻋﺎﺩﺓ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء ﺑﻤﺼﺮ اﻵﻥ ﻣﻦ ﻟﺒﺲ ﻗﻄﻌﺔ ﺷﺎﺵ ﻋﻠﻰ ﺭءﻭﺳﻬﻦ ﺣﺮاﻣﺎ ، ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﺘﻠﻚ اﻟﻬﻴﺌﺔ ﻣﺨﺘﺼﺎ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﻻ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﻓﻴﻬﻢ ﻓﻠﻴﺘﻨﺒﻪ ﻟﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﺩﻗﻴﻖ ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﻣﻦ ﺇﻟﺒﺎﺳﻬﻦ ﻟﻴﻠﺔ ﺟﻼﺋﻬﻦ ﻋﻤﺎﻣﺔ ﺭﺟﻞ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﻓﻴﻪ اﻟﺤﺮﻣﺔ ﻷﻥ ﻫﺬا اﻟﺰﻱ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ اﻩـ
*تطريز رياض الصالحين ٩١٨ /١*
ﻗﺎﻝ اﻟﺤﺎﻓﻆ: ﻗﺎﻝ اﻟﻘﺮﻃﺒﻲ: اﻟﻤﻌﻨﻰ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻓﻲ ﻟﺒﺲ ﻭﺯﻳﻨﺔ ﻣﺨﺘﺼﺎﺕ ﺑﻬﻦ، ﻭﻻ اﻟﻌﻜﺲ. ﻭﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺟﻤﺮﺓ: ﻇﺎﻫﺮ اﻟﻠﻔﻆ اﻟﺰﺟﺮ ﻋﻦ اﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲء، ﻟﻜﻦ ﻋﺮﻑ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺃﻥ اﻟﻤﺮاﺩ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻲ اﻟﺰﻱ ﻭﺑﻌﺾ اﻟﺼﻔﺎﺕ ﻭاﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ، ﺇﻻ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻲ ﺃﻣﻮﺭ اﻟﺨﻴﺮ.
Komentar
Posting Komentar